Rabu, 28 Desember 2011

Bisnis Jalan, Kita Jalan-jalan

Segar dalam ingatan saya ketika berguru pada seorang sahabat mengenai Biz, setelah sharing mengenai bisnis dan segala sesuatu didalamnya, terlontar pertanyaan sederhana namun menggelitik, yaitu apa tolak ukur keberhasilan kita dalam berbisnis. dengan panjang lebar saya menyampaikan bahwa usaha harus maju dibanding tahun lalu, atau jumlah aset maupun omzet harus lebih besar dari yang sudah-sudah, dan lain sebagainya.  Namun sahabat saya tidak berpendapat demikian, sahabat saya menyampaikan buat apa bisnis semakin besar, namun dengan besarnya bisnis membuat kita semakin repot dan tidak punya waktu, bahkan telp harus dinyalakan 24 jam sebagai service kepada pelanggan. itu kuno....., trus saya bertanya, lah kalo begitu apa tolok ukur dari keberhasilan bisnis.  Jawabnya enteng yaitu.... "Bisnis Jalan, Yang Punya Jalan-Jalan"

Sepele kelihatannya, namun setelah saya renungkan ternyata asik juga mejadi pengusaha, dimana usahanya jalan, sedang yang punya juga "jalan-jalan".  mungkin waktu itu saya terlalu sibuk dengan rutinitas dan skedul yang padat sehingga upaya memberi "reward" pada diri sendiri tidak sempat, keuntungan yang terkumpul kami alokasikan seluruhnya ke"modal usaha", dengan harapan semakin besar modal usaha, semakin besar pula profit-nya.  betul memang dengan besarnya omset umumnya profit juga bertambah, namun adakah waktu yang tersisa untuk kita pergunakan bersenang-senang ???.

Sedikit demi sedikit paradigma mengenai bekerja keras mulai kami tinggalkan, kini era-nya bukan bekerja keras lagi namun harus bekerja dengan cerdas.  Pertengahan 2011 kami mencoba "menikmati" hidup dengan jalan-jalan, meski ngga begitu jauh namun perjalanan beserta anak-anak, istri dan orang tua rasanya cukup nikmat.  kali ini tujuan kami adalah ke Singapore dan Malaysia.  Dasar otak pebisnis, rugi dong jika jalan-jalan namun tidak dapat mengambil hikmah dan peluang dari hasil jalan-jalan.  Ketika keluarga asik riang dengan suasana liburan, saya mengalokasikan waktu untuk berburu kemasan, artinya saya kunjungi pusat-pusat oleh-oleh dan makanan ringan di tiap kota kami singgahi, meski tidak mudah dan cukup menyita waktu, namun upaya kami tidak sia-sia.   ada beberapa (namun untuk tulisan kali ini kami akan berikan satu contoh) kemasan yang menjadi inspirasi.  kemasannya yaitu bungkus coklat seperti dibawah ini
mengapa saya ambil inspirasi dari kemasan ini.
pertama bahannya dari duplex, sehingga akan sangat terjangkau UKM
kedua desain bentuknya sederhana namun anggun


dua hal inilah yang menggelitik pemikiran kami untuk mengadopsi bentuk kemasan,  sehingga kedepan kemasan UKM dapat bersaing dengan perusahaan besar.  Sesuai dengan dugaan saya, begitu kita megenalkan kemasan tersebut, dengan cepat di respon dari berbagai kalangan mulai dari UKM hingga pihak dinas pemerintahan dari pulau sumatera, kalimantan dan tentunya dari pulau jawa.  Hasilnya pun juga tidak mengecewakan, umumnya omzet mereka rata-rata naik lebih dari 100 % bahkan ada pula yang lebih dari 300%.  contoh contoh produknya adalah sebagai berikut
Pesanan dari Dinas
Pesanan Perseorangan
Pesanan Instansi

Memang tidak banyak yang bisa kami sumbangkan untuk Negeri ini, namun paling tidak meskipun sedikit, ada peran nyata kami yang bisa kami sumbangkan untuk negeri tercinta ini.

Semoga Sukses Selalu Untuk UKM Indonesia

Salam hangat dari kami
AA Packaging

Note :
Jangan lupa yaa....
Bisnis Jalan, Pengusahanya Jalan-jalan

1 komentar:

  1. terimakasih kak, seneng dengan web ini saya juga menjual packaging food grade untuk berbagai jenis makanan

    BalasHapus